Nanggala Penanian

Dahulu kala seorang lelaki dari Gunung Sesean bernama "Tomadao" bertualang. Dalam petualangannya ia bertemu dengan seorang gadis dari gunung Tibembeng bernama "Tallo Mangka Kalena". Mereka kemudian menikah dan bermukim di sebelah timur desa Palawa' sekarang ini yang bernama Kulambu. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki bernama Datu Muane' yang kemudian menikahi seorang wanita bernama Lai Rangri'. Kemudian mereka beranak pinak dan mendirikan sebuah kampung yang sekaligus berfungsi sebagai benteng pertahanan.

Apabila ada peperangan antara kampung dan ada lawan yang menyerang dan dikalahkan/dibunuh, maka darahnya diminum dan dagingnya dicincang dan disebut Pa'lawak. Pada pertengahan abad ke 11 berdasarkan musyawarah adat disepakati mengganti nama Pa'lawak menjadi Palawa'. Palawa' sebagai suatu kompleks perumahan adat. Dan bukan lagi daging manusia yang dimakan, tetapi diganti dengan ayam, dan disebut Pa'lawa' manuk. Keturunan Datu Muane secara berturut-turut membangun tongkonan di Palawa'.

Sekarang ini terdapat sebelas tongkonan (rumah adat) yang urutannya sebagai berikut (dihitung dari sebelah barat):


Tongkonan Salassa' dibangun oleh Salassa'
Tongkonan Buntu dibangun oleh Ne' Tatan
Tongkonan Ne' Niro dibangun oleh Patangke dan Sampe bungin
Tongkonan Ne' Darre dibangun oleh Ne' Matasik
Tongkonan Ne' Sapea dibangun oleh Ne' Sapiah
Tongkonan Katile dibangun oleh Ne' Pipe
Tongkonan Ne' Malle dibangun oleh Ne' Malle
Tongkonan Sasana Budaya dibangun oleh Ne' Malle
Tongkonan Bamba II dibangun oleh Patampang
Tongkonan Ne' Babu' dibangun oleh Ne' Babu'
Tongkonan Bamba I dibangun oleh Ne' Ta'pare

Sebagaimana layaknya tongkonan di Tana Toraja, maka tongkonan Palawa' juga memiliki rante yang disebut Rante Pa'padanunan dan liang tua (kuburan batu) di Tiro Allo dan Kamandi. Selain Tongkonan juga dibangun lumbung atau alang sura' (tempat menyimpan padi) sebanyak 5 buah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar